LAPORAN ANALISIS MIKROBIOLOGI
Oleh :
Kelompok 1&2 Alfa
Aidil Fajri
Ayu Annisa
Fitria Nila Rahmi
Jeni Novita sari
Kerlas XII. 3
Pembimbing
Dra. Nilma. MP
Barwita Yuniana
KEMENTERIAN
PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
SEKOLAH MENENGAH ANALIS
KIMIA (SMAK)
PADANG
2010/2011
KATA PENGANTAR
Alangkah baik bila laporan ini
dimulai dengan ucapan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat dan hidayahnya kepada hamba-hamba-Nya, sehingga bisa melakukan aktifitas
sehari-hari. Shalawat salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah berjasa menghantarkan umat muslim menuju akhlak yang mulia. Shalawat
dan salam semoga pula dilimpahkan kepada keluarga,, guru-guru, para
sahabat dan pengikutnya yang setia
hingga akhir hayat.
Laporan yang berjudul” Analisis
Mikrobiologi Susu” kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas kami di mata
pelajaran Analisis Mikrobiologi pada Sekolah Menengah Analis Kimia Padang dan
semoga dapat bermanfaat untuk yang membaca makalah ini.
Dalam menyusun laporan ini,kami
mengalami banyak kendala. Hal ini sebabkan oleh keterbatasan pada diri kami.
Namun berkat hidayah-Nya dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikan laporan ini. Pada kesempatan ini penilis juga mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Guru-guru,
Asisten, dan Analis analisis Mikrobiologi yang telah memberi motifasi dan pendidikan berharga bagi kami
2. Rekan
kerja yang sama-sama berusaha membantu dalam kelancaran membuat laporan
Analisis Mikrobiologi ini.
3. Kakak-kakak
dan adik-adik yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
Kami
sadar bahwa laporan ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan. Oleh karena
itu,kami memohon maaf atas kekurangan tersebut. Kami juga senantiasa membuka
tangan untuk menerima kritik dan saran yang membangun agar kelak kami bisa
berkarya lebih baik lagi.
Harapan
kami,semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
Padang,
10 November 2010
Penulis
A.
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Susu
adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia betina.
Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum
mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi)
juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan
lain-lainnya untuk konsumsi manusia.
Menurut Dwidjoseputro (1982), susu segar adalah susu murni, tidak
mengalami pemanasan, dan tidak ada penambahan bahan pengawet. Susu sapi segar
mengandung air (87,25%), laktosa (4,8%), lemak (3,8%), kasein (2,8%), albumin
(0,7%), dan garam-garaman (0,65%). Selain itu perlu kita tahu bahwa susu juga
mengandung vitamin, sitrat, dan enzim. Sindurejo (1975) menyebutkan bahwa susu
sapi yang baik memiliki warna putih kekuningan dan tidak tembus cahaya. Menurut
Hadiwiyoto (1982), warna susu dipengaruhi oleh jenis sapi, jenis pakan, jumlah
lemak susu, dan persentase zat padat di dalamnya. Pemeriksaan fisik ditekankan
pada BJ dan angka refraksi pada susu. Pengujian secara kimia ditekankan untuk
pengujian lemak dan bahan padat bukan lemak. Sedangkan pengujian secara biologi
harus difokuskan untuk penghitungan jumlah bakteri susu dan karakterisasi aktifitas
biokimianya.
Salle (1961) menyebutkan bahwa susu dari sapi sehat steril pada saat
dibentuk, tetapi terkontaminasi oleh bakteri yang masuk melalui saluran puting
karena tertarik oleh sisa susu yang masih ada. Efeknya susu yang baru diperah
tidak pernah steril, selain itu susu juga mengalami kontaminasi dari partikel
debu, alat yang tidak steril, dan dari orang yang melakukan pemerahan. Jumlah
standar bakteri susu di Indonesia adalah 3.000.000 / ml (Dwidjoseputro, 1982).
Menurut Buckle (1987), bakteri pada susu dapat menurunkan kualitas dan merusak
sifat fisik atau kimianya, misalnya pengasaman dan penggumpalan akibat
fermentasi laktosa menjadi asam laktat, pengentalan dan pembentukan lendir, dan
sebagainya. Menurut Adnan (1984), Bacillus cereus dapat menghasilkan
enzim untuk mencerna lapisan fosfolipid di sekitar butir-butir lemak, hal ini
dapat menyebabkan ketengikan. Menurut Widodo (2003), jenis bakteri yang lain
dapat mendegradasi protein sehingga menyebabkan kebusukan.
Bakteri yang dapat mencemari susu terbagi menjadi dua golongan,
yaitu bakteri patogen (pathogenic bacteria) dan bakteri pembusuk (spoilage
bacteria). Kedua macam bakteri tersebut dapat menimbulkan penyakit yang
ditimbulkan oleh susu (milkborne diseases) seperti tuberkulosis, bruselosis,
dan demam tipoid (typhoid fever). Pembusukan susu oleh bakteri dapat
menyebabkan degradasi protein, karbohidrat, dan lemak yang terkandung dalam
susu.
Bakteri yang paling banyak terdapat pada susu tergolong ke dalam Lactobacillaceae
dan Streptococaceae. Disamping itu Escherichia coli sering
dijumpai tetapi organisme ini tidak dikehendaki dan berapa jauh kehadirannya
adalah bersangkutan langsung dengan kondisi kebersihan produk susu (VOLK dan
WHEELER, 1990). STANDAR NASIONAL INDONESIA (2000) mensyaratkan tidak adanya
bakteri E. Coli dalam susu segar maupun susu olahan.
Bakteri yang terlibat dalam proses pembusukan pada susu adalah
bakteri-bakteri psikotropik. Bakteri yang dapat membuat enzim proteolitik dan
lipolitik ekstraseluler (Pseudomonas fragi dan Pseudomonas fluorescens) juga
dapat menyebabkan kebusukan pada susu. Bakteri psikotropik dapat dimusnahkan
dengan pemanasan pada proses pasteurisasi, namun Pseudomonas fragi dan
Pseudomonas fluorescens tetap stabil pada suhu panas. Bakteri lain
yang dapat hidup setelah proses pasteurisasi adalah Clostridium,
Bacillus, Cornebacterium, Arthrobacter, Lactobacillus,
Microbacterium, dan Micrococcus. Bacillus mampu menggumpalkan
susu dengan mencerna lapisan tipis fosfolipid di sekitar butir-butir lemak
melalui enzim yang dihasilkannya.
Pasteurisasi adalah bukan sterilisasi hanya semacam perlakuan dengan
pemanasan yang bertujuan untuk membunuh bakteri tertentu dalam air susu,
pasteurisasi hanya membunuh mikroorganisme tertentu dan tidak semua
mikroorganisme mati. Sasaran utama dari proses pasteurisasi ini adalah
mycobacterium TBC dan mikroorganisme lain yang patogen dalam air susu.
Temperatur yang di gunakan 63o C selama 30 menit dan 72o
C selama 15 menit.
Bakteri yang memfermentasikan laktosa (EMB) secara giat (vigourusly
fermented) akan membentuk warna ungu kehitaman. Beberapa spesies sampai dapat
menghasilkan koloni methalik sheen karena banyaknya asam yang mengendap
contohnya e. Coli. Bakteri yang memfermentasikan laktosa secara lambat (slowly
fermented) akan menghasilkan koloni berwarna pink. Bakteri yang tidak
memfermentasikan laktosa tidak membentuk warna (colourless). Media selektif
sekaligus media differensial. Membedakan nonfermentasi laktosa (transparan) dan
fermentasi laktosa (methalic sheen).
Kualitas susu akan menurun jika terdapat bakteri pembusuk di
dalamnya. Pembusukan (spoilage) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan penurunan kualitas dari warna, tekstur, aroma, dan rasa makanan
hingga pada titik di mana makanan tersebut tidak cocok dan tidak menimbulkan
selera manusia.
Susu pasteurisasi merupakan susu yang diberi perlakuan panas sekitar
63-72 derjat Celcius selama 15 detik yang bertujuan untuk membunuh bakteri
patogen. Susu pasteurisasi harus disimpan pada suhu rendah (5-6 derjat Celcius)
dan memiliki umur simpan hanya sekitar 14 hari. Susu UHT (ultra high
temperature) merupakan susu yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu
tinggi dan dalam waktu yang singkat (135-145 derajat Celcius) selama 2-5 detik
(Amanatidis, 2002). Pemanasan dengan suhu tinggi bertujuan untuk membunuh
seluruh mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan spora. Waktu
pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu
serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah
seperti, susu segarnya.
B.
TUJUAN
Ø
Untuk mengetahui prinsip dan
prosedur kerja analisis mikrobiologi susu sapi murni
Ø
Menentukan ada tidaknya bakteri
kholiform dalam sampel susu sapi murni.
Ø
Menentukan mutu dari susu
berdasarkan waktu reduksi (MBRT)
Ø
Menghitung jumlah koloni
bakteri per ml sampel
II. TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme
adalah sebuah organisme kehidupan yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang. Ukuran yang digunakan untuk mikroorganisme adalah mikrometer (µ m);
1 µ m = 0.001 milimeter; 1 nanometer (nm) = 0.001 µ m.
Mikroorganisme dapat ditemukan dimana mana dan sangat berperan dalam semua kehidupan di muka bumi. Kaitannya dengan makanan, mereka dapat menyebabkan atau mencegah pembusukan, atau bahkan menyebabkan kita sakit. Mikroorganisme dapat dibagi menjadi beberapa kelas, diantaranya adalah bakteri, fungi dan virus.
Susu, ketika di sekresi di dalam ambing ternak berada dalam keadaan yang steril. Namun ketika dalam perjalanan dari ambing menuju puting, bahkan sebelum susu keluar dari puting, susu sudah terkontaminasi oleh sedikit bakteri yang tinggal di dalam puting (apalagi jika puting tersebut kurang diperhatikan kebersihannya). Walaupun demikian kontaminasi pada tahap ini boleh dibilang sangat sedikit dan masih terbilang aman, terkecuali apabila sapi menderita penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti Mastitis.Oleh sebab itu,mikroorganisme dan kontaminasinya memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembuatan dan pengolahan susu.
Mikroorganisme dapat ditemukan dimana mana dan sangat berperan dalam semua kehidupan di muka bumi. Kaitannya dengan makanan, mereka dapat menyebabkan atau mencegah pembusukan, atau bahkan menyebabkan kita sakit. Mikroorganisme dapat dibagi menjadi beberapa kelas, diantaranya adalah bakteri, fungi dan virus.
Susu, ketika di sekresi di dalam ambing ternak berada dalam keadaan yang steril. Namun ketika dalam perjalanan dari ambing menuju puting, bahkan sebelum susu keluar dari puting, susu sudah terkontaminasi oleh sedikit bakteri yang tinggal di dalam puting (apalagi jika puting tersebut kurang diperhatikan kebersihannya). Walaupun demikian kontaminasi pada tahap ini boleh dibilang sangat sedikit dan masih terbilang aman, terkecuali apabila sapi menderita penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti Mastitis.Oleh sebab itu,mikroorganisme dan kontaminasinya memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembuatan dan pengolahan susu.
Pertumbuhan Mikroorganisme
Ada beberapa faktor yang berhubungan
dengan daya hidup dan pertumbuhan dari mikroorganisme pada sebuah bahan makanan
(faktor intrinsik), diantaranya adalah:
1. kandungan nutrisi
2. kandungan air
3. derajat keasaman (pH)
4. kandungan oksigen
5. struktur biologi
6. kandungan antimikrobial
2. kandungan air
3. derajat keasaman (pH)
4. kandungan oksigen
5. struktur biologi
6. kandungan antimikrobial
Sedangkan
faktor ekstrinsik yang berpengaruh terutama yang berkaitan dengan lingkungan
tempat bahan makanan tersebut disimpan, yaitu suhu, kelembaban relatif, dan
kandungan gas yang ada disekitar bahan makanan.
Dalam
sebuah kelompok, mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran temperatur yang cukup
luas. Namun jumlah dan jenisnya sangat berkaitan dengan suhu lingkungan dimana
dia berada. Secara umum, menurut suhu, mikroorganisme dapat dibedakan menjadi 4
jenis utama:
·
Mikroorganisme
Psycrophillic, tumbuh
optimum pada suhu antara 20 to 30°C. Masih dapat tumbuh pada suhu dibawah 7°C.
Dibagi dua kelompok lagi, Obligate Psychrophillic (0 - 15° C) dan Facultative
Psychrophillic (0 - 40° C). Pada umumnya organisme inilah yang bertanggung
jawab terhadap pembusukan dalam suhu ruang pendingin.
·
Mikroorganisme
Mesophillic, tumbuh
optimum pada suhu 30 to 40°C. Mikroorganisme mesofilik cenderung tidak tumbuh
pada suhu dalam ruang pendingin (refrigerator).
·
Mikroorganisme
Thermophillic, tumbuh
optimum pada suhu 55 and 65° C.
·
Mikroorganisme
Hyperthermophillic,
yang hidup dengan baik pada suhu sangat tinggi (sampai 110 ° C, bahkan dalam
percobaan, ada yang tahan pada suhu 130° C selama 2 jam).
Untuk
setiap kelompok, tingkat pertumbuhan meningkat pesat sampai mencapai temperatur
optimum, setelah itu pertumbuhan kembali menurun.
Mikroorganisme dalam Susu
Seperti
telah disinggung diatas, susu berada dalam kondisi steril ketika di sekresi di
dalam ambing, namun dalam perjalanan menuju puting, susu dapat terkontaminasi
berbagai macam mikroorganisme. Apa saja mikroorganisme tersebut ?
Bakteri
Asam Laktat (BAL),
tidak berlebihan kiranya bila bakteri dalam genus ini disebut sebagai salah
satu bakteri terpenting (yang sudah diketahui tentunya) dalam kehidupan manusia.
Lactic acid bacteria termasuk bakteri gram positif fakultatif dan secara
umum tidak berbahaya, bahkan dibutuhkan oleh manusia dan hewan. BAL banyak
ditemukan di sekeliling kita, sebagai contoh, BAL banyak ditemukan di sekitar
vagina dan di dalam usus halus. BAL sangat berperan dalam membantu proses
pencernaan kita. Kalau anda ingat minuman kesehatan Yakult, BAL inilah yang juga berperan
dalam aspek kesehatan dari minuman tersebut selain kandungan mineral dan
nutrisi lainnya. BAL mampu memproses karbohidrat dalam susu yang disebut
laktosa menjadi asam laktat. Mereka secara natural ada didalam susu (murni) dan
secara luas digunakan sebagai kultur starter dalam produksi berbagai macam
produk olahan fermentasi susu.
Bakteri
Coliform, coliform adalah mikroorganisme yang berbentuk batang (rod)
dan memiliki gram negatif. Coliform memiliki sifat fakultative anaerob. Artinya
bakteri ini normalnya dalam pernafasan aerobik memproduksi ATP (Adenosine
Triphosphate, sebuah monomer yang berfungsi sebagai media transportasi
energi kimia antar sel dalam makhluk hidup) apabila dalam lingkungannya
tersedia oksigen. Apabila oksigen tidak tersedia, organisme ini dapat berubah
menjadi pemproduksi asam laktat dan alkohol atau yang dikenal dengan nama
fermentasi.Coliform aktif tumbuh pada suhu sekitar 37° C. Organisme ini dapat
menyebabkan pembusukan yang cepat pada susu karena mampu melakukan fermentasi
pada laktosa pada suhu sekitar 35° C dan sekaligus juga memproduksi asam dan
gas. Selain itu mereka juga mampu mendegradasi protein pada susu.Coliform
adalah organisme indikator. Artinya, kehadiran organisme ini sering
diasosiasikan dengan organisme patogen, tapi tidak berarti bahwa coliform ini
dengan sendirinya adalah patogen. Kehadiran coliform merupakan indikator yang
baik bahwa sesuatu itu telah terkena kontaminasi Coliform dapat dimatikan
dengan proses yang disebut HTST (High Temperature, Short Time) pada 72°C
selama 16 detik.Escherichia coli (E-coli) merupakan salah satu anggota
dari kelompok coliform dan dapat melakukan fermentasi gula susu (laktosa) pada
suhu 44°C.
Mikroorganisme Perusak pada Susu
Kualitas
mikrobial dalam susu segar sangat penting bagi penilaian dan produksi produk
susu yang berkualitas. Susu dapat disebut telah rusak apabila terdapat gangguan
dalam tekstur, warna, bau dan rasa pada kondisi dimana susu tersebut sudah
tidak patut lagi dikonsumsi oleh manusia. Kerusakan yang disebabkan oleh
mikroorganisme dalam makanan sering melibatkan degradasi dari zat zat nutrisi
seperti protein, karbohidrat dan lemak, baik oleh mikroorganisme itu sendiri
maupun enzim yang diproduksinya.
Secara umum pada susu mikroorganisme yang berperan dalam hal ini adalah organisme psikotrof. Meskipun kebanyakan dari kelompok ini dapat dihancurkan pada temperatur pasteurisasi, sayangnya, beberapa jenis seperti Pseudomonas fluorescens dan Pseudomonas fragi dapat memproduksi proteolitik dan lipolitik enzim yang stabil pada suhu tinggi dan dapat menyebabkan kerusakan.
Secara umum pada susu mikroorganisme yang berperan dalam hal ini adalah organisme psikotrof. Meskipun kebanyakan dari kelompok ini dapat dihancurkan pada temperatur pasteurisasi, sayangnya, beberapa jenis seperti Pseudomonas fluorescens dan Pseudomonas fragi dapat memproduksi proteolitik dan lipolitik enzim yang stabil pada suhu tinggi dan dapat menyebabkan kerusakan.
Beberapa
spesies dan keturunan dari Bacillus, Clostridium, Cornebacterium,
Arthrobacter, Lactobacillus, Microbacterium, Micrococcus
, dan Streptococcus dapat bertahan pada temperatur pasteurisasi dan
sekaligus mampu tumbuh pada suhu dalam ruang pendingin yang pada akhirnya dapat
menyebabkan masalah kerusakan dan pembusukan pada bahan makanan terutama susu.
Mikroorganisme Patogen pada Susu
Produksi
susu yang higienis seperti penanganan yang cepat dan tepat, penggunaan alat
produksi dan alat penyimpanan serta teknik teknik pasteurisasi telah menurunkan
ancaman penyebaran penyakit melalui susu seperti tuberkulosis (TBC), brucellosis
dan lain sebagainya. Walaupun masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan,
terbukti sudah ada beberapa kasus penyakit yang berasal dari mengkonsumsi susu
segar, atau produk susu sapi yang dibuat dari susu yang tidak di pasteurisasi
dengan benar atau kurang baik dalam penanganan sepanjang proses produksinya.
Beberapa bakteri patogen dalam susu segar dan produk susu yang masih menjadi
perhatian saat ini antara lain:
• Bacillus cereus
• Listeria monocytogenes
• Yersinia enterocolitica
• Salmonella spp.
• Escherichia coli
• Campylobacter jejuni
• Listeria monocytogenes
• Yersinia enterocolitica
• Salmonella spp.
• Escherichia coli
• Campylobacter jejuni
Perlu
diungkapkan juga disini bahwa beberapa jenis jamur, kebanyakan dari spesies Aspergillus,
Fusarium, dan Penicillium dapat tumbuh dalam media susu dan
produk susu lainnya. Apabila kondisinya memungkinkan, organisme ini dapat
memproduksi zat mycotoxin yang dapat berbahaya bagi kesehatan.
Beberapa jenis bakteri yang masuk
dalam kelas probiotik adalah:
• Bifidobacterium bifidum
• Bifidobacterium breve
• Bifidobacterium infantis
• Bifidobacterium longum
• Lactobacillus acidophilus
• Lactobacillus casei
• Lactobacillus plantarum
• Lactobacillus rhamnosus
• Lactobacillus GG
• Bifidobacterium breve
• Bifidobacterium infantis
• Bifidobacterium longum
• Lactobacillus acidophilus
• Lactobacillus casei
• Lactobacillus plantarum
• Lactobacillus rhamnosus
• Lactobacillus GG
Manfaat
Susu
Karena memiliki
kandungan nutrisi tersebut, maka susu memiliki manfaat yang tidak sedikit,
diantaranya:
·
Mencegah osteoporosis dan menjaga
tulang tetap kuat. Bagi anak-anak, susu berfungsi untuk pertumbuhan tulang yang
membuat anak menjadi bertambah tinggi.
·
Menurunkan tekanan darah.
·
Mencegah kerusakan gigi dan
menjaga kesehatan mulut. Susu mampu mengurangi keasaman mulut, merangsang air
liur, mengurangi plak dan mencegah gigi berlubang.
·
Menetralisir racun seperti logam atau
timah yang mungkin terkandung dalam makanan.
·
Mencegah terjadinya kanker kolon atau
kanker usus.
·
Mempercantik kulit, membuatnya lebih
bersinar.
·
Membantu agar lebih cepat tidur. Hal ini
karena kandungan susu akan merangsang hormon melatonin yang akan membuat tubuh mengantuk.
Metode-metode
yang digunakan untuk menghitung jumlah bakteri di dalam susu, antara lain :
1. Metode Hitung Cawan
Pada metode hitung cawan digunakan
media PCA untuk menghambat jumlah mikroba dari dopoxy cholate agar atau VBR
(violet red blue) agar untuk menghitung bakteri choli.
Pada metode hitung cawan yang
dihitung adalah seluruh koloni mikroba yang terdapat pada biakan. Dalam metode
hitung cawan dilakukan pengenceran.
Contoh-contoh larutan pengencer :
Ø Aquades steril
Ø BPW (Buffer Posfat Water)
Ø
Garam
fisiologit 0,85% /larutan ringere.
Jika
dilakukan uji mikrobiologi susu murni. Bila susu sudah dipenteurisasi dilakukan
pengenceran sampai 10-3. Jika susunya belum di penteurisasidilkukan
pengenceran sampai 10-4.
2.
Metode
Metilen Blue
Uji metilen blue dapat memberikan
gambaran perkiraan jumlah bakteri yang terdapat dalam susu. Dalam uji ini
ditambahkan sejumlah zat warna ke dalam susu, kemudian di amati waktu yang
dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan
perubahan warna zat tsb. Semakain tinggi jumlah bakteri dalam susu, semakin
cepat terjadinya perubahan warna. Selain merupakan cara yang lebih cepat
dibandingkan metode hitung cawan, metode ini juga lebih tinggi, karena bakteri
yang terdapat dalam keadaan kelompok dimana dalam hitung cawan di hitung
sebagai satu koloni.
Kelemahan Metoda Metilen Blue,
antara lain :
·
Cara
ini tidak praktis dilakukan terhadap susu yang mengandung bakteri dalam jumlah
sedikit
·
Metoda
ini tidak dapat membedakan jenis bakteri yang terdapat dalam susu
·
Memerlukan
waktu yang lama
3.
Metode
MPN
Pada metode MPN terhadap susu
biasanya digunakan GBLB untuk uji penduga kholiform, atau IB untuk uji pemecah
laktosa. Dalam metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi diman
perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu ditumbuhi
mikrobasetelah inkubasi pada suhu kamar.
Uji ini dilakukan untuk melihat
ada/tidaknya choliform dengan melihat terbentuknya rongga udara pada tabung
durham/ampul sebagai bukti adanya fermentasi laktosa oleh choliform sehingga
terbentuk gas CO2 di dalam ampul.
III.
PELAKSAAN PERCOBAAN
A.
Waktu dan Tempat
Waktu
Prktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 4 November 2010
dengan 3 jam praktek sampai pengamatan 2 x 24 jam.
Tempat
Laboratorim 7-8 di Kampus Biru Sekolah Menengah Analis Kimia
Padang.
B.
Metode
1. Metode hitung cawan
Untuk menentukan total mikroba yang
terdapat di dalam sampel tiap 1 gram sampel.
2. Metode uji metilen blue
Untuk menentukan gambaran perkiraan
jumlah bakteri yang terdapat dalam susu, dengan melihat waktu reduksi yang
dibutuhkan mikroba untuk kembali merobah 4/5 bagian dari campuran menjadi putih
kembali.
3. Metode MPN
Untuk menentukan ada tidaknya
bakteri kholiform di dalam sampel dengan melihat terbentuknya gas/ gelembung
udara di dalam tabung durham.
C.
Alat
Alat
yang digunakan yaitu :
a. Alat kaca
Ø Cawan petri
Ø Pipet takar 1 mL
Ø Pipet takar 10 mL
Ø Gelas piala 250 mL
Ø Erlenmeyer 250 mL
Ø Kuvet
Ø Ampul
Ø Lampu spritus
Ø Test tube
b. Alat non kaca
Ø Incubator
Ø Oven
Ø Autoklaf
Ø Rak test tube
D.
Bahan
Bahan
yang digunakan, yaitu :
ü Larutan metilen blue 1%
ü Media PCA
ü Larutan pengencer BPW
ü Media BGLB
ü Susu sapi murni
E.
Prosedur kerja
a. Hitung cawan
·
Dipipet
1 ml sampel kedalam 9 mL larutan pengencer steril dan lakuakn pengenceran
sampai 10-3.
·
Dipipet
1 mL pengenceran 10-2 atau 10-3 kedalam cawan petri
·
Tuangkan
media PCA kira-kira 9 mL
·
Homogenkan
dengan cara melingkar dan bungkus
·
Inkubasi
selama 1 x 24 jam
·
Amati
dan hitung jumlah koloni.
b. Uji metilen blue
·
Tambahkan
zat warna metilen blue sebanyak 1 mL ke dalam 9 mL susu murni
·
Pengamatan
harus dilakukan terus-menerus kurang dari 8 jam.
c. MPN
·
Masukkan
ampul ke tabung reaksi
·
Tambahkan
BGLB sebanyak 9 mL
·
Sterilkan
·
Setelah
steril pipet sampel sebanyak 10 mL, 1mL, dan 0,1 mL masing-masing 3 tabung
reaksi
·
Inkubasi
dan amati
·
amati
sampai 2 x 24 jam
F.
Pengamatan
a. Hitung Cawan
![]() |
![]() |
10-2 10-3
Konsentrasi
|
10-2
|
10-3
|
Cawan 1
|
19
|
15
|
Cawan 2
|
25
|
20
|
Rata-rata
|
22
|
17,5
|
Jumlah koloni/mL
|
2200
|
17500
|
b. Uji Metilen Blue

Kelas
1 “sangat baik” yang berarti jumlah mikroba di dalam susu sedikit.
c. MPN









10
mL 1
mL 0,1 mL
Jumlah
perkiraan koloni
3 3 3 = >
24 koloni
G. Hasil
dan Perhitungan
Tabel
Kelompok
|
MPN
|
Hasil Uji Reduksi
|
Kualitas
|
ALT
|
Keterangan
|
1-2 B
|
0,11
|
>8 jam
|
Sangat baik
|
4,5 x 103
|
Tidak terjadi perubahan warna setelah 8 jam
|
1-2 A
|
>24
|
>8 jam
|
Sangat baik
|
2,2 x 103
|
Tidak terjadi perubahan warna setelah 8 jam
|
3-4 B
|
0,93
|
>8 jam
|
Sangat baik
|
2,0 x 103
|
Tidak terjadi perubahan warna setelah 8 jam
|
3-4 A
|
>24
|
>8 jam
|
Sangat baik
|
4,0 x 103
|
Tidak terjadi perubahan warna setelah 8 jam
|
5-6 B
|
4,6
|
>8 jam
|
Sangat baik
|
8,0 x 103
|
Tidak terjadi perubahan warna setelah 8 jam
|
5-6 A
|
0,28
|
>8 jam
|
Sangat baik
|
5,0 x 103
|
Tidak terjadi perubahan warna setelah 8 jam
|
7-8 B
|
0,20
|
>8 jam
|
Sangat baik
|
8,25x103
|
Tidak terjadi perubahan warna setelah 8 jam
|
7-8 A
|
0,15
|
>8 jam
|
Sangat baik
|
1,19x103
|
Tidak terjadi perubahan warna setelah 8 jam
|
9-19 B
|
>24
|
>8 jam
|
Sangat baik
|
1,3x103
|
Tidak terjadi perubahan warna setelah 8 jam
|
9-10 A
|
0,20
|
>8 jam
|
Sangat baik
|
9,0x103
|
Tidak terjadi perubahan warna setelah 8 jam
|
11 B
|
>24
|
>8 jam
|
Sangat baik
|
TBUD
|
Tidak terjadi perubahan warna setelah 8 jam
|
Perhitungan
Jumlah koloni
10-2
|
10-3
|
19
|
15
|
25
|
20
|
10-2
Rata-rata = 19 + 25 = 44 : 2 = 22
koloni
Jumlah koloni per mL sampel
ALT = 

= 

= 2200 koloni/mL
10-3
Rata-rata = 15+20 = 35 : 2 = 17,5 koloni
Jumlah koloni per mL sampel
ALT =


= 

= 17500 koloni/mL
Rata-rata
=
jika
rata-rata besar dari dua maka diambil pengenceran terkecil (10-2)

Jadi,
jumlah koloni per mL sampel adalah 2200 koloni/ml atau 2,2 x 103
koloni/mL.
MPN
Berdasarkan
table
10
mL
|
1
mL
|
0,1
ml
|
3
|
3
|
3
|
Jadi
perkiraan jumlah koloni = >24 koloni/mL
H. Pembahasan
Berdasarkan teori jumlah mikroba pada
metode MPN dan ALT berbanding terbalik. Jumlah mikroba pada ALT harus lebih
banyak dari jumlah mikroba pada MPN.
Tapi dalam praktikum tidak demikian
seperti pada kelompok 9-10 B pada MPN = >24 dan pada ALT justru lebih
sedikit yaitu 1,3 x 103 berbeda dengan seharusnya, berarti ada
kesalahan dalam praktikum, misalnya :
§ Salah
dalam pemipetan sampel
§ Pipet
sudah terkontaminasi oleh mikroba
§ Bekerja
pada MPN tidak aseptic
§ Dll
Jadi
dalam hal ini kami akan mencoba untuk memperbaiki kesalahan.
III.
KESIMPULAN
*
Pada uji metilen blue di dapat kualitas
susu kelas 1, artinya mutu susu sangat baik, dimana tidak berubah warnanya
selam 8 jam.
*
Pada uji coliform, sampel susu segar
positif mengandung bakteri coliform sebesar >24 koloni.
*
Pada metode ALT di dapat jumlah mikroba
tiap mL sampel susu murni adalah 1,3 x 103 koloni/mL.
DAFTAR PUSTAKA
o
Dairy
Microbiology, Guelph University.
• Yogurt Forever: The Yogurt Encyclopaedia, 1996 – 2006, Roberto Flora.
• The Online Encyclopaedia. Wikipedia.
• Microbiology of Starter Cultures Dairy Science and Food Technology, 2006
• Probiotic Bacteria, Dairy Science and Food Technology, 2006.
• An Introduction to Lactic Acid Bacteria. Microbiology and Bacteriology. University of Wisconsin.
• MAD.SCI Libe: Microbiology.
• The Microbiology Information Portal
• Yogurt Forever: The Yogurt Encyclopaedia, 1996 – 2006, Roberto Flora.
• The Online Encyclopaedia. Wikipedia.
• Microbiology of Starter Cultures Dairy Science and Food Technology, 2006
• Probiotic Bacteria, Dairy Science and Food Technology, 2006.
• An Introduction to Lactic Acid Bacteria. Microbiology and Bacteriology. University of Wisconsin.
• MAD.SCI Libe: Microbiology.
• The Microbiology Information Portal
*
URL:
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/131-mengenal-susu-dan-manfaat.html
*
Modul
Analisi Mikrobiologi, SMAK Padang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar